![]() |
Beijing Enlight Pictures |
Sudah nonton Ne Zha yang pertama dan suka. Dramanya ringan dengan pesan dan adegan menyentuh, serta tentu saja adegan aksi yang sangat bagus, seperti anime yang hidup. Ah, andaikan anime dibuat seperti itu.
Jadi sangat penasaran dengan Ne Zha 2, apalagi sampai tembus jadi salah satu film terlaris sepanjang masa dunia. Sebagus apa sih.
![]() |
Beijing Enlight Picture |
Film langsung dibuka dengan adegan sambungan dari film pertama. Yang mana terasa aneh. Ini kenapa masih ngelanjutin perang kemarin?
Sebuah film biasanya dibuka dengan adegan tegang, habis itu drama untuk pembangunan cerita dan premis konflik. Ini malah kebalikannya. Drama sebentar langsung perang. Hal itu membuat pace nonton terasa aneh dan adegan perangnya tanpa tensi. Kita ingin cerita baru, bukan perpanjangan konflik kemarin.
Barulah setelah drama dan perang pembuka yang panjang itu selesai kita akhirnya masuk ke premis cerita film ke-2.
![]() |
Beijing Enlight Pictures |
Premisnya cukup menarik. Ne Zha harus berbagi tubuh dengan Ao Bing, karena tubuh Ao Bing yang rusak. Dan untuk membantu Ao Bing mendapatkan tubuh baru mereka harus ke kahyangan, melewati beberapa ujian agar bisa menjadi immortal sekaligus mendapat tubuh baru.
Pertarungan yang seru baru muncul di menit 50-an, di pertarungan air terjun. Di sini kelihatan betapa bagus animasinya. Koreografi, efek, dan jurus-jurusnya, bikin gak mau kedip karena tegang dan memukau. Seperti melihat adaptasi anime yang digarap dengan baik.
Wahai Hollywood, beginilah film pertarungan seharusnya dibuat. Dengan unsur martial art dan koreografi luwes.
![]() |
Beijing Enlight Pictures |
Sayangnya, setelah itu filmnya terasa repetitif. Dramanya tidak istimewa. Banyak adegan-adegan lucu yang kadang berhasil namun kadang juga terasa dipaksakan. Dan adegan gelutnya--
Animasinya luar biasa, tidak bisa disangkal, tapi... setelah beberapa kali pertarungan, adegannya terasa repetitif. Sangat sering menampilkan slow-mo yang akhirnya bikin jenuh. Ledakan demi ledakan, pertarungan, slow-mo. Beberapa pertarungan, ledakan, slow-mo lagi... Hmm...
![]() | |
Beijing Enlight Pictures |
Bisa dibilang filmnya nyepam visual effect yang jor-joran tapi plot pertarungannya kurang menggigit. Di film pertama, pertarungannya tidak sebanyak ini, tapi sangat berkesan, karena ada cerita yang dibangun sebelum pertarungan. Bahkan saya masih bisa mengingat adegannya. Apalagi adegan terakhir sewaktu menyelamatkan desa.
![]() |
Beijing Enlight Pictures |
Di film kedua ini ada begitu banyak pertarungan, tapi yang melekat di hati cuma pertarungan air terjun, dan jurus si pemanah yang nembak seperti senapan mesin. Keren banget jurusnya. Pertarungan final, oke sangat megah, tapi jujur bikin capek nontonnya, karena tidak bikin tegang atau gimana. Ya itu tadi, karena dramanya sangat standar, jadi tidak ada emosi dalam pertarungannya.
Ada sih adegan sedih sebagai motivasi perang, tetapi terasa kurang. Berbeda dengan adegan sedih di film pertama yang sedikit twist sehingga bikin kaget dan tersentuh betulan.
![]() |
Beijing Enlight Pictures |
Untuk kualitas animasinya, sebenarnya masih belum sedetail PIXAR atau Avatar atau film Hollywood raksasa lain. Yang membuat Ne Zha berbeda dari Hollywood adalah Ne Zha tidak pelit memamerkan adegan aksi, ledakan, dan kehancuran. Juga karena banyak gerakan bela diri dengan kekuatan fantasi.
![]() |
Beijing Enlight Pictures |
Film Hollywood seperti memiliki standar agar 'penonton merasa kurang'. Avatar juga film yang menjual visual, tetapi ledakan besar hanya beberapa kali saja. Sedangkan Ne Zha, banyak banget memamerkan ledakan besar, kehancuran bangunan, kehancuran alam, kekuatan sihir, dan semua diperlihatkan secara masif.
Di satu sisi filmnya jadi terkesan megah bahkan melebihi Hollywood. Namun di sisi lain bisa membuat penonton merasa jenuh. Atau tidak berkesan lagi karena dimunculin terus.
![]() |
Beijing Enlight Pictures |
Kesimpulan. Ne Zha 2 layak menjadi film terlaris, karena visualnya emang bikin kenyang dan memuaskan di layar bioskop, dan itulah yang dicari saat nonton di bioskop. Tapi sebagai film, isinya tidak seimbang, terlalu banyak adegan aksi ribut yang bikin lelah. Film pertama masih lebih seimbang, bisa sangat enjoy ditonton sebagai film yang utuh.
Tetap menjadi film yang rekomen, jika mencari film yang penuh dengan adegan aksi dan visual ramai.
❖
Sepanjang nonton malah mikir, andaikan anime gelut terkenal, Jujutsu Kaisen atau Dragon Ball misalnya, dibuatkan yang seperti ini, bakalan jadi masterpiece. Kadang merasa sayang setiap ada film yang CGI-nya luar biasa bagus tapi ceritanya tidak bisa mengimbangi.
Comments
Post a Comment