Pabrik Gula (2025)

MD Pictures

Bagus. Sinematografinya juara. Pergerakan kamera tidak asal indah tapi juga bercerita, objek masuk satu per satu silih berganti, begitu juga dengan dialognya, infonya diceritakan sedikit demi sedikit, dan setiap akhir adegan akan ada gongnya. Beginilah seharusnya storytelling visual dibuat. Awi Suryadi emang keren.

 

MD Pictures

 

Seting tempat bagus. Bisa melihat suasana pabrik tua dan bangunan-bangunan Belanda. Ada suasana terisolasi yang sangat mendukung buat cerita horor. 

Bercerita tentang kehidupan karyawan musiman di pabrik gula. Namun sebelum proses produksi berjalan terjadi beberapa kecelakaan sehingga harus dilakukan ritual untuk menenangkan para lelembut penunggu pabrik.

Ceritanya grounding. Menggambarkan kehidupan buruh dengan baik. Jadi sangat relate dan menarik ditonton. 

 

MD Pictures

 

Adegan ritualnya detail, tidak cuma pakai lilin di ruang tamu dan hantunya langsung datang. Bahkan sampai pakai kepala sapi segala, jadi terasa seriusnya--rip sapi. Dan cukup realistis, sampai rasanya seperti nonton Dunia Lain. Hingga kemudian ada efek CGI orang terbang dan jadi hilang horornya.

Ada pesan yang bagus di ending. Tapi ini bukan film religi. Dilihat dari kacamata agama akan terlihat sesat karena tawar menawar dengan jin.

Ada sisi komedi dikejar-kejar setan juga yang bikin filmnya punya suasana film horor tahun 80-an. Baguslah. Makin terasa lokalnya.

 

MD Pictures

Kekurangannya, banyak memakai efek CGI. Plis lah, film horor akan hilang grounding-nya kalau pakai CGI. Lebih seram pakai manusia atau boneka saja. Apalagi banyak yang CGI-nya di adegan tidak perlu-perlu amat.

Orang meloncat terbang; harusnya merangkak biasa sudah cukup. Hantu tanpa kepala; pakai boneka saja bisa. Muntah darah; ini yang parah. Padahal yang penting keluar darah saja sudah serem lho, gak perlu yang sampai menyembur ikut-ikutan film Hollywood.

Lalu ceritanya hanya daur ulang dari KKN di Desa Penari. Cerita KKNDP jadi kehilangan sakralnya. Untuk yang ini sebenarnya saya pribadi tidak keberatan, karena tetap ada perbedaannya. Tetapi bisa memahami jika ada yang tidak puas karena garis besarnya mirip.

 

MD Pictures

Lebih ingin menggarisbawahi soal Simpleman Universe yang selalu dibully netizen, sehingga Awi Suryadi jadi kena imbasnya. Do You See What I See, KKN di Desa Penari, Pabrik Gula, adalah tiga film horor besutan Awi Suryadi yang menurut saya bagus (Badarawuhi juga bagus, kalau non-Awi dimasukkan). Dan agak kasihan jika film sebagus dan seniat itu dikatain jelek. Dia adalah masa depan film horor Indonesia. Style yang dia bawa segar, dengan menghadirkan visual storytelling yang pintar dan penceritaan yang enak disimak.

 

MD Pictures 


Kolaborasinya bersama Simpleman dengan cerita horor berdasarkan cerita rakyat menjadikan filmnya memiliki dunianya sendiri. Curiga banyak yang hate film horor Simpleman hanya karena FOMO sehingga menilai dengan buta. Atau berpikir menonton film Simpleman membuatnya jadi tidak berkelas.

 

MD Pictures

Yah, setiap orang punya selera masing-masing. Tapi jika film original seperti KKN di Desa Penari, Avatar, dan Titanic bisa masuk dalam jajaran film terlaris, berarti memang filmnya bisa dinikmati banyak orang.


Nih, rasakan Domain Expansion! (MD Pictures)

Kembali ke Pabrik Gula. Masih banyak yang bisa diperbaiki, tidak ada film yang sempurna. Tapi secara keseluruhan ini adalah film yang bagus, menghibur, dan dibuat dengan niat. Sangat rekomen. Salah satu film horor favorit.

In Awi Suryadi we trust. Semoga namanya bisa semakin besar dan bisa menghasilkan karya-karya spektakuler lain. Tapi plis, jangan kebanyakan CGI dong om.

 


 

Comments